1. Masalah Lambung (GERD atau Asam Lambung Naik)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan (GERD) dapat menimbulkan sensasi panas dan nyeri pada dada. Rasa terbakar ini sering disalahartikan sebagai masalah jantung karena lokasinya di sekitar dada. Nyeri biasanya muncul setelah makan, saat berbaring, atau ketika terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, asam, maupun berlemak.
2. Gangguan Jantung (Angina atau Serangan Jantung)
Nyeri dada yang berkaitan dengan jantung biasanya terasa seperti ditekan, ditindih beban berat, atau menjalar ke lengan kiri, rahang, hingga punggung. Angina terjadi karena aliran darah ke jantung berkurang, sedangkan serangan jantung muncul akibat aliran darah benar-benar terhenti.
3. Gangguan Otot dan Tulang Dada
Cedera otot dada, peradangan tulang rawan (costochondritis), atau ketegangan akibat aktivitas fisik berlebihan dapat menyebabkan nyeri dada. Rasa sakit ini biasanya terasa tajam, bertambah saat bergerak, atau ketika dada disentuh. Walaupun bukan masalah organ vital, kondisi ini sering menimbulkan kekhawatiran karena mirip gejala jantung.
Masalah pada paru-paru seperti pneumonia, emboli paru, atau pleuritis (radang selaput paru) bisa menyebabkan nyeri dada. Rasa nyeri biasanya disertai sesak napas, batuk, atau demam. Nyeri paru sering kali terasa lebih sakit ketika menarik napas dalam atau batuk.
5. Gangguan Psikologis (Kecemasan & Serangan Panik)
Stres, kecemasan berlebih, atau serangan panik juga bisa memicu nyeri dada. Gejalanya sering disertai jantung berdebar, keringat dingin, gemetar, hingga rasa takut yang intens. Walaupun bukan berasal dari organ jantung langsung, gejala ini dapat meniru serangan jantung dan membuat penderitanya sangat panik.