1.GERD (asam lambung naik),
Dyspepsia (gangguan pencernaan), atau iritasi lambung dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik seperti, nyeri ulu hati, perut begah/kembung, mual, dada terasa tertekan. Kondisi ini bisa memicu kecemasan, karena tubuh merasa tidak nyaman dan otak menafsirkannya sebagai “ancaman”, terutama jika gejala muncul tiba-tiba atau terasa menyeramkan (seperti sesak dada). Hal ini sering membuat orang khawatir berlebihan atau panik.
Pengalaman traumatis di masa lalu, seperti kekerasan, pelecehan, kehilangan orang tercinta, atau kecelakaan, dapat meninggalkan luka psikologis yang memicu kecemasan jangka panjang, terutama dalam bentuk gangguan stres pascatrauma (PTSD).
3. Faktor Genetik atau Keturunan
Jika seseorang memiliki anggota keluarga dekat yang mengalami gangguan kecemasan, kemungkinan untuk mengalami kondisi yang sama bisa meningkat. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik juga berperan.
4. Ketidakseimbangan Kimia Otak
Cemas berlebihan (anxiety) juga bisa dipicu oleh gangguan pada neurotransmitter di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Ketidakseimbangan zat kimia ini dapat mengganggu regulasi emosi dan respons terhadap stres.
5. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kurang tidur, konsumsi alkohol atau kafein berlebihan, pola makan buruk, dan kurang olahraga dapat memicu atau memperparah kecemasan. Tubuh yang tidak sehat membuat pikiran jadi lebih rentan terhadap stres.
6. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa kondisi medis seperti gangguan tiroid, gangguan jantung, atau gangguan pernapasan dapat menimbulkan gejala mirip serangan panik, dan ini dapat memicu kecemasan.
7. Tekanan Sosial dan Rasa Takut Dinilai
Rasa takut akan penilaian orang lain, kegagalan, atau rasa tidak cukup baik bisa menyebabkan social anxiety (kecemasan sosial) dan cemas berlebihan (anxiety) dalam kehidupan sehari-hari.